
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Membaca adalah suatu proses yang
dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak
disampaikan oleh penulis melalui media kata - kata atau bahasa tulis. ( TARIGAN
1979 : 7 ). Tidak sulit kalu hanya sekedar membaca. Semua orang yang pernah
mengenyam pendidikan mayoritas bias membaca. Tetapi yang menjadi masalah adalah
bagaimana cara membaca agar teks bacaan bias dibaca cepat, mudah dipahami, dan
mudah diingat.
1.2 Rumusan Masalah
Latar belakang di atas, penulis
bertolak dari merumuskan masalah sebagi berikut :
1.
Apa pengertian keterbacaan ?
2.
Bagaimana cara membaca Skimming ?
3.
Hambatan-hambatan dalam membaca
1.3 Tujuan
Dalam penulisan makalah ini penulis
tdak hanya sekedar menulis, tetapi setelah membaca makalah ini penuulis
berharap pembaca agar :
1. Mengerti pengertian keterbacaan.
2. menjadi tahu bagaimana membaca skimming
dan bagaimana hambatan-hambatan dalam
membaca .

PEMBAHASAN
2.1
Pengertian dan latar belakang sejarah
keterbacaan.
Keterbacaan : perihal dapat dibacanya
teks secara cepat, mudah dimengerti, mudah dipahami, dan mudah diingat.(KBBI :
1998) Keterbacaan adalah keseluruhan unsur bacaan yang mempengaruhi
keberhasilan yang dicapai oleh sekelompok pembaca dengan bahan tersebut (Hafni,
2001:13).
Keterbacaan adalah perihal dapat
dibacanya teks secara cepat, mudah dim engerti, mudah dipahami, dan mudah
diingat. (depdikbud : 1998)
Keterbacaan
adalah perihal dapat dibacanya teks dengan cepat, mudah dipahami. ( novia,
windi : 45 )
Keterbacaan (readability) merupakan
ukuran tentang sesuai tidaknya suatu bacaan bagi pembaca tertentu dilihat dari
segi tingkat kesukaran / kemudahan wacananya (Harjasujana, 1996 : 106).
Keterbacaan, menurut Richards et al
(1985: 238), merujuk pada seberapa mudah teks tulis dapat dibaca dan dipahami
oleh pembaca. Hal yang sama juga dinyatakan oleh Dale dan Chall, bahwa
keterbacaan merupakan keseluruhan unsur dalam sebuah teks tulis yang
mempengaruhi keterpahaman pembaca (dalam Flood, 1984: 236). Kedua definisi
keterbacaan itu dengan jelas menunjukkan bahwa ada dua faktor umum yang
mempengaruhi keterbacaan sebuah teks, yaitu (1) unsur-unsur linguistik yang
digunakan untuk menyampaikan pesan, dan (2) ketrampilan membaca para pembaca.
Menurut Richards et al. (1985: 238), keterbacaan sebuah teks dapat diukur
secara empirik, yang didasarkan pada panjang rata-rata kalimat, kompleksitas
struktur kalimat, dan jumlah kata baru yang digunakan dalam teks. Hal yang sama
juga dinyakatan oleh Sakri (1993: 135) bahwa keterbacaan tergantung kosa kata
dan konstruksi kalimat yang digunakan oleh penulis dalam tulisannya. Nababan
(2000: 317) menyebutkan faktor-faktor lainnya yang dapat mempengaruhi
keterbacaan teks terjemahan: penggunaan kata asing dan daerah, penggunaan kata
dan kalimat taksa, penggunaan kalimat tak lengkap, dan alur pikir yang tidak
runtut. http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/2%20adrean_nababan_uns.pdf
Keterbacaan merupakan pengukuran tingkat kesulitan sebuah buku atau wacana secara objektif tingkat terbacaan itu biasanya dinyatakan dengan peringkat ke 5 (Mushlisoh, 1995 : 183) dengan tingkat kemampuan pembaca, denga jalan mencocokan tingkat keterbacaan dengan tingkat kemampuannya, diharapkan pembaca tidak mengalami frustasi : minat bacanya akan berkembang terus.
Keterbacaan dalam istilah bahasa Inggris disebut readability. Keterbacaan itu adalah kemampuan untuk dibaca dari seluruh unsur yang ada dalam teks (termasuk di dalamnya interaksi antar-teks) dan berpengaruh terhadap keberhasilan pembaca dalam memahami materi yang dibacanya pada kecepatan membaca yang optimal (Dale & Chall dalam Gilliland, 1972).
Keterbacaan merupakan pengukuran tingkat kesulitan sebuah buku atau wacana secara objektif tingkat terbacaan itu biasanya dinyatakan dengan peringkat ke 5 (Mushlisoh, 1995 : 183) dengan tingkat kemampuan pembaca, denga jalan mencocokan tingkat keterbacaan dengan tingkat kemampuannya, diharapkan pembaca tidak mengalami frustasi : minat bacanya akan berkembang terus.
Keterbacaan dalam istilah bahasa Inggris disebut readability. Keterbacaan itu adalah kemampuan untuk dibaca dari seluruh unsur yang ada dalam teks (termasuk di dalamnya interaksi antar-teks) dan berpengaruh terhadap keberhasilan pembaca dalam memahami materi yang dibacanya pada kecepatan membaca yang optimal (Dale & Chall dalam Gilliland, 1972).
Mc Laughin menambahkan bahwa
keterbacaan itu berkaitan dengan pemahaman karena bacaan itu memiliki daya tarik
tersendiri yang memungkinkan pembacanya terus tenggelam dalam bacaan. Gilliland
kemudian menyimpulkan keterbacaan itu berkaitan dengan tiga hal, yakni
kemudahan, kemenarikan, dan keterpahaman. Kemudahan membaca berhubungan dengan
bentuk tulisan, yakni tata huruf (topografi) seperti besar huruf dan lebar
spasi. Kemudahan ini berkaitan dengan kecepatan pengenalan kata, tingkat
kesalahan, jumlah fiksasi mata per detik, dan kejelasan tulisan (bentuk dan
ukuran tulisan). Kemenarikan berhubungan dengan minat pembaca, kepadatan ide
pada bacaan, dan keindahan gaya tulisan. Keterpahaman berhubungan dengan
karakteristik kata dan kalimat, seperti panjang-pendeknya dan frekuensi
penggunaan kata atau kalimat, bangun kalimat, dan susunan paragraf.
Selanjutnya, Klare (1984:726)
menyatakan bahwa bacaan yang memiliki tingkat keterbacaan yang baik akan
memengaruhi pembacanya dalam meningkatkan minat belajar dan daya ingat,
menambah kecepatan dan efisiensi membaca, dan memelihara kebiasaan membacanya.
Pada dasarnya, tingkat keterbacaan itu
dapat ditentukan melalui dua cara, yaitu melalui rumus/formula keterbacaan dan
melalui respons pembaca (McNeill, et.al., 1980; Singer & Donlan, 1980).
Formula keterbacaan pada dasarnya adalah instrumen untuk memprediksi kesulitan
dalam memahami bacaan. Skor keterbacaan berdasarkan formula ini didapat dari
jumlah kata yang dianggap sulit, jumlah kata dalam kalimat, dan panjang kalimat
pada sampel bacaan yang diambil secara acak. Formula Flesch (1974), Grafik Fry
(1977), dan Grafik Raygor (1984) menggunakan rumus keterbacaan yang hampir
sama. Dari ketiga formula itu, Grafik Fry lebih populer dan banyak digunakan
karena formula ini relatif sederhana dan mudah digunakan.
Tingkat keterbacaan wacana juga dapat
diperoleh dari tes keterbacaan terhadap sejumlah pembaca dalam bentuk tes
kemampuan memahami bacaan. Tes itu menguji apa yang disebutkan oleh Bernhardt
(1991) sebagai ’enam faktor heuristic dalam pemahaman isi bacaan’. Tiga faktor
berkaitan dengan teks (text driven), yaitu pengenalan kata, proses dekoding
fonem-grafem, dan pengenalan sintaksis kalimat. Tiga faktor lain berhubungan
dengan pengetahuan pembaca (knowledge driven), yaitu intra-textual perception,
metacognition, dan prior knowledge. Ketiga faktor terakhir itu sifatnya
tersembunyi dan tersirat, sebagaimana telah dibahas pada bagian terdahulu.
Sementara itu, Gilliland (1972)
menyebutkan lima cara mengukur tingkat keterbacaan, yakni penilaian subjektif,
tanya jawab, formula keterbacaan, grafik & Carta, dan teknik cloze.
Penilaian subjektif dilakukan oleh sejumlah orang tertentu – seperti guru,
pustakawan, editor, dan kelompok pembaca berdasarkan pengamatan atas isi, pola,
kosakata, format dan pengorganisasian suatu bacaan. Oleh karena sifatnya
subjektif, keabsahan hasil penilaiannya bergantung pada keandalan para penilai.
Jika penilai memiliki pengetahuan yang memadai tentang aspek-aspek keterbacaan,
maka hasil penilaian biasanya memiliki validitas yang baik.
Kajian tentang keterbacaan itu sudah
berlangsung berabad-abad namun kemajuannnya baru tampak setelah statistik mulai
ramai digunakan, tekhnik statistik itu memungkinkan peneliti untuk
mengidentifikasi faktor-faktor keterbacaan yang penting untuk menyusun formula
yang dapat dipergunakan untuk memperkirakan tingkat kesulitan wacana menurut
Klare (1963), kajian-kajian terdahulu menunjukan adanya keterkaitan dengan
keterbacaan. Gray dan Leary mengidentifikasi adanya 289 faktor yang
mempengaruhi keterbacaan, 20 faktor diantaranya dinyatakan signifikan.
Ada beberapa formula keterbacaan yang lajim digunakan untuk memperkirakan tingkat kesulitan sebuah wacana-formula-formula keterbacaan yang terdahulu, memang bersifat kompleks dan menuntut pemakaiannya untuk memiliki kecermatan menghitung berbagai variabel, penelitian yang terakhir membuktikan bahwa ada dua faktor yang berpengaruh terhadap keterbacaan yakni : Panjang pendek kalimat, dan tingkat kesulitan kata.
Ada beberapa formula keterbacaan yang lajim digunakan untuk memperkirakan tingkat kesulitan sebuah wacana-formula-formula keterbacaan yang terdahulu, memang bersifat kompleks dan menuntut pemakaiannya untuk memiliki kecermatan menghitung berbagai variabel, penelitian yang terakhir membuktikan bahwa ada dua faktor yang berpengaruh terhadap keterbacaan yakni : Panjang pendek kalimat, dan tingkat kesulitan kata.
2.2
Kaitan keterbatasan dengan bahan ajar
membaca
Tentang tingkat kemampuan membaca
beregu terutama dalam metode pemberian tugas membaca, pemilihan buku tes atau
bahan bacaan yang lainnya. Perkembangan kelayakan tidak hanya didasarkan atas
pertimbangan berbagai nilai diantara nya nilai isi, manfaat, pendidikan, moral,
etika dan lain-lain, melainkan harus dipertimbangkan tingkat kesulitan dari
masing-masing materi yang dimaksud. Bahan-bahan tersebut harus memenuhi tingkat
keterbacaan sesuai dengan tuntutan dan karakter pembacanya.
Disamping itu penggunaan rumus-rumus
keterbacaan akan sangat berguna bagi guru untuk mempersiapkan atau mengubah
tingkat keterbacaan materi bacaan yang hendak diajarkannya. Tuntutan bagi
setiap guru untuk dapat berperan dan bertindak sebagai penulis bukanlah
pandangan keliru. Peran guru sebagai penulis tempat pada pekerjaan
mempersiapkan tes, membuat rencana pengajaran. Menyusun program pengajaran dan
lain-lain dalam mempersiapkan bahan-bahan tersebut guru hendaknya
mempertimbangkan tingkat keterbacaan bahan yang akan ditulisnya.
Keterampilan mengubah tingkat
keterbacaan wacana perlu dimiliki oleh guru. Pengubahan tersebut dapat
dilakukan dengan meninggikan taraf kesulitan kesulitan wacananya atau
menurunkan tingkat kesulitan wacana tersebut.
2.3
Formula-formula
keterbacaan
Untuk mengukur bahan bacaan
digelas-gelas rendah, formula yang lazim dipakai ialah formula keterbacaan dari
spache.
Dua faktor utama yang menjadi dasar
dari penggunaan formula tersebut ialah panjang rata-rata kalimat dan persentase
kata-kata sulit formula-formula itu telah dibuktikan keabsahan dan
keterpercayaannya untuk memperkirakan tingkat keterbacaan wacana, tetapi
formula spache itu kompleks dan penggunaanya memakan waktu yang lama.
Rumus Dale dan Choul sering digunakan
di kelas empat sampai kelas enam kelas mula-mula diperkenalkan pada tahun 1947.
Rumus spache, rumus Dale-Chall menggunakan panjang kalimat dan rata-rata sulit
sebagai faktor-faktor penetu tingkat kesulitan bacaan.
Merupakan hasil upaya untuk
menyederhanakan dan mengefisienkan teknik penentuan tingkat keterbacaan wacana.
Di jelaskan oleh Fry bahwa formula
keterbacaan yang dikembangkannya itu grafik Fry. Formula Spache berkorelasi
0.90, sedangkan formula Dale-Chall berkorelasi 0.94 korelasi yang tinggi
menunjukan adanya rumus-rumus dan keterpercayaan penggunnaan alat ukur yang
diciptakannya.
2.4 Formula keterbatasan Fry
Grafik Fry merupakan formula yang
dianggap relatif baru dan mulai dipublikasikan pada tahun 1977 dalam masalah
jurnal of reading.
Grafik fry mendasar pada formula
keterbacaannya pada dua faktor tema yakni panjang-panjangnya kata dan tingkat
kesulitan kata yang ditandai oleh jumlah banyak sedikitnya suku kata yang
membentuk setiap kata dalam wacana.
2.5 Membaca
Skimming
Teknik skimming dan scanning. Sekilas kedua cara
ini sepertinya sama, meskipun sebenarnya berbeda. Skimming dilakukan untuk
melakukan pembacaan cepat secara umum dalam suatu bahan bacaan. Dalam skimming,
proses membaca dilakukan secara melompat-lompat dengan melihat pokok-pokok
pikiran utama dalam bahan bacaan sambil memahami tema besarnya. Sementara
scanning adalah mencari satu jenis informasi tertentu dalam bahan bacaan.
Pada tulisan berikut saya akan membahas
teknik skimming dan bagaimana cara memanfaatkannya.
Bayangkan jika Anda harus membaca buku
setebal 300 halaman. Apakah yang harus Anda lakukan terlebih dahulu?
Apakah
langsung mulai membaca dari halaman pertama sampai terakhir?
Apakah
membaca halaman paling depan, halaman belakang dan daftar isi terlebih dahulu?
Jika
Anda berencana membaca suatu buku dengan halaman yang cukup banyak misalkan 50
– 300 halaman, maka hal pertama yang perlu dilakukan adalah melihat sekilas apa
yang dibahas dalam buku tersebut. Dalam proses membaca, teknik ini dikenal
dengan istilah melakukan preview atas isi buku. Dan untuk melakukannya
digunakan skimming.
2.6 Bagaimana Melakukan skimming?
Skimming dilakukan dengan cara
membaca judul bab, sub bab, dan beberapa alinea pertama dalam setiap bab-nya.
Jika buku tersebut memuat kesimpulan dalam tiap bab, maka Anda dapat pula
membaca sekilas ringkasan tadi.
Fungsi
skimming adalah mendapatkan ide utama tentang topik bacaan, bukan detailnya.
Jadi skimming dapat dikatakan berhasil jika Anda bisa mendapatkan ide pokok dan
bisa membayangkan apa yang dibahas dalam keseluruhan isi buku secara umum.
Proses
skimming ini sangat berharga sebelum Anda membaca secara mendalam halaman demi
halaman. Dengan skimming Anda mempersiapkan otak untuk menghadapi bahan bacaan
yang sesungguhnya. Selain itu skimming juga berguna menciptakan rasa ingin
tahu, memastikan apakah buku yang akan dibaca sesuai dengan yang diharapkan,
dan mendapatkan pokok cerita.
2.7 Fungsi
Skimming
Selain untuk melakukan pembacaan
sekilas, skimming juga berguna dalam banyak proses membaca lainnya. Adapun
beberapa alasan mengapa skimming dapat dilakukan tanpa harus terlalu khawatir kehilangan
makna adalah:
- Kebanyakan kalimat hanya memiliki beberapa kata penting yang menjadi pembentuk strukturnya. Dengan menghilangkan kata-kata lain yang tidak terlalu penting, maka makna kalimat sudah dapat ditangkap tanpa harus kehilangan makna sesungguhnya. Pada kesempatan yang akan datang saya akan membahas hal ini yang dikenal pula dengan nama telegraphic reading.
- Dalam bahan bacaan yang cukup tebal, tidak semua bagian memiliki tingkat kesulitan yang sama. Ada bagian tertentu yang memang relatif lebih ringan dan mudah dipahami dibandingkan dengan bagian yang lain. Bagian yang ringan dapat dibaca dengan sangat cepat lewat skimming sedangkan bagian yang lebih sulit dibaca secara lebih lengkap dan teliti.
- Ada kata-kata tertentu yang sangat penting dan berperan dalam membentuk struktur kalimat yakni subjek dan predikat. Masing ingat pelajaran bahasa Indonesia dulu? Subjek-Predikat-Objek-Keterangan (SPOK)? Dengan menguasai struktur kalimat dalam bahan bacaan dan menguasai terutama Subjek dan Predikat, maka inti bacaan sudah dapat dikenali. Karena itu, berfokuslah pada kata benda dan kata kerja. Selain itu, kuasai pula kata-kata penghubung yang bisa mengubah makna kalimat secara nyata jika kata-kata tersebut dihilangkan. Kata-kata tersebut antara lain: tidak, bukan, meskipun, akan tetapi, sebaliknya, pada sisi yang lain, dst.
2.8 Proses
Skimming
Karena skimming berguna untuk
mendapatkan gambaran umum suatu bahan bacaan, maka perlu koordinasi yang baik
ketika melakukan skimming dengan otak yang aktif bertanya, menganalisa,
membandingkan, serta membuat kesimpulan.
Oleh
karena itu, jangan dianggap skimming seperti membaca sambil lalu. Sebaliknya,
dibutuhkan proses membaca aktif di mana semua indera yang terlibat bekerja,
mulai dari mata, otak, bahkan indra lain seperti penciuman dan pendengaran.
Membaca aktif adalah ketika Anda seolah-olah masuk ke dalam bahan bacaan itu
sendiri dan bisa mendengar, mencium serta merasakan apa-apa yang dituliskan.
Berikut
adalah bagian-bagian penting yang perlu diperhatikan ketika melakukan skimming:
- Baca cover atau jacket buku yang biasanya menjelaskan tema besar buku tersebut dan mengapa buku tersebut penting buat Anda
- Baca kata pengantar. Banyak orang malas membaca pengantar karena dianggap basa-basi. Hal tersebut keliru. Kata pengantar seringkali sangat penting karena penulis biasanya menjelaskan proses penulisan buku tersebut dari awal sampai selesai serta pendekatan yang digunakannya. Dari kata pengantar Anda bisa mendapat gambaran apakah buku yang sedang dipegang memang layak untuk dibaca sampai selesai atau sebenarnya tidak penting buat Anda. Bagian yang berupa ucapan terima kasih, penghargaan dan sejenisnya bisa dilewatkan.
- Baca daftar isi. Ya, banyak orang juga melewati bagian ini dan langsung melompat ke bab pertama. Ingat, daftar isi memberi gambaran struktur pembahasan dalam buku. Ini akan membantu Anda menguasai bahan bacaan dalam konteks yang besar dan lengkap. Selain itu, tidak setiap bab penting untuk dibaca. Ada bab-bab yang bisa jadi sudah Anda pahami dari buku-buku yang pernah dibaca sebelumnya sehingga bisa dilewatkan atau dibaca sekilas saja. Energi yang lebih besar nantinya dapat difokuskan pada informasi baru yang memang perlu Anda kuasai dari bahan bacaan tersebut.
- Baca judul bab, sub judul dan heading. Amati diagram, gambar dan keterangan tambahan. Secara cepat baca setiap halaman hanya 1-2 detik saja. Baca judul bab, sub judul, heading serta amati secara singkat gambar atau diagram yang menjadi penjelas bab tersebut. Dapatkan ide pokok hanya dari judul tadi. Ingat, Anda juga telah menguasai struktur penulisan ketika mempelajari daftar isi sebelumnya.
Demikianlah teknik skimming yang dapat
Anda lakukan sebelum membaca keseluruhan isi buku dengan lebih detail. Dengan
skimming, Anda dapat menguasai isi buku secara umum dalam tempo yang singkat
sekaligus mempersiapkan diri untuk pembacaan yang lebih menuntuk konsentrasi.
Untuk buku dengan ketebalan 100 halaman, Anda mungkin perlu melakukan skimming
sekitar 5-7 menit saja. Dan 5 menit yang dihabiskan tadi akan sangat membantu
dalam pemahaman keseluruhan terhadap konteks bahan bacaan. Tulisan berikut akan
membahas bagaimana proses membaca sebuah buku berstruktur secara cerdas. Bayangkan
Anda akan membaca sebuah buku dengan topik pengembangan diri sebanyak 300
halaman.
Apakah Anda akan langsung melakukan
pembacaan secara keseluruhan?
Jawabannya
tidak. Mungkin Anda bisa langsung membaca buku tersebut dari halaman pertama
sampai terakhir, tapi kalau dilakukan tanpa persiapan, besar kemungkinan
pemahaman akan bahan bacaan tidak akan baik.
Banyak
ahli di bidang pendidikan dan baca cepat mengajarkan metode membaca yang
meliputi tahapan berikut:
- Survey
- Question
- Read
- Recite
- Review
Teknik ini dikenal dengan nama SQ3R.
Ada pula teknik yang mirip dengan nama sedikit berbeda seperti PQRST
(Preview – Question – Read – Summarize – Test) atau dalam buku The Evelyn
Wood Seven-Day Speed Reading and Learning Program, Stanley D Frank
menjelaskan teknik yang disebut Pembacaan Berlapis (Layered Reading)
dengan tahapan: Overview – Preview – Reading – Postview – Review).
Inti
dari kesemua cara tersebut kurang lebih sama yakni:
- Adanya proses persiapan sebelum pembacaan secara penuh dilakukan
- Adanya proses pengulangan atau review untuk memastikan pemahaman akan bahan bacaan
Untuk
kemudahan, saya akan menggunakan pendekatan SQ3R sebagai berikut:
1.
Survey
Yakni proses persiapan membaca
dengan cara melihat secara sekilas isi buku mulai dari judul utama, sub judul,
cover buku bagian belakang yang menjelaskan secara ringkas topik yang dibahas,
kata pengantar dari penulis, maupun daftar isi. Proses selanjutnya dari tahapan
Survey adalah dengan membuka secara cepat halaman demi halaman dan
memperhatikan bagian judul bab, sub judul bab, kata-kata khusus yang bercetak
tebal atau miring, tabel, gambar sambil mencoba mendapatkan ide besar dari buku
tersebut.
Survey yang sukses akan menghasilkan
gambaran umum tentang isi buku sekaligus menciptakan minat yang kuat untuk
memahaminya. Ini merupakan modal penting untuk membantu proses membaca cepat
isi buku secara keseluruhan disamping memastikan tingkat pemahaman yang tinggi
akan isi buku.
2.
Question
Tahap ini dilakukan bersamaan dengan
proses survey terutama ketika Anda mempelajari daftar isi serta mulai membaca
sekilas halaman demi halaman secara cepat. Sambil Anda membaca judul bab, sub
judul bab, kata-kata khusus bercetak tebal atau miring, tabel dan gambar maka
pada saat yang sama Anda melakukan proses bertanya kepada diri sendiri. Di sini
Anda melakukan proses aktif dengan melakukan analisa, sintesa maupun
argumentasi terhadap pokok pikiran yang disampaikan penulis buku. Anda bisa
menciptakan berbagai pertanyaan seperti:
- Menurut saya bab ini harusnya menjelaskan terlebih dahulu tentang apa itu “Pengembangan Pribadi”
- Menurut saya pengembangan pribadi tidak hanya bersifat skill semata, melainkan pula pengembangan spiritual. Akan tetapi penulis buku ini sepertinya lebih fokus pada pengembangan pribadi yang bersifat skill.
- Saya percaya bahwa pengembangan pribadi akan membantu orang untuk sukses. Namun saya juga meyakini ada faktor-faktor lain yang menyertainya, termasuk Tangan Tuhan di dalamnya.
- Dan seterusnya
Perhatikan dari
pertanyaan-pertanyaan di atas, seorang pembaca telah melakukan proses dialog
aktif bahkan sebelum pembacaan secara penuh dilakukan. Dengan demikian, secara
mental pembaca tersebut sudah siap untuk terjun ke dalam isi bacaan termasuk
untuk menguji pembahasan yang diajukan penulis buku dengan apa-apa yang telah
dipelajari dan dipahami sebelumnya oleh pembaca tersebut.
Proses inilah yang nantinya akan
membantu terjadinya membaca secara aktif. Lewat cara ini, pembaca tidak sekedar
“menurut” dengan apa yang disampaikan penulis melainkan turut melakukan
analisa, sintesa maupun argumentasi terhadap isi buku.
3.
Read
Setelah dua tahap di atas dilakukan,
maka mulailah proses membaca secara keseluruhan dilakukan. Dengan adanya
persiapan sebelum membaca, maka proses baca keseluruhan isi dapat dilakukan
dengan kecepatan tinggi. Hal ini dibantu karena pembaca tersebut telah
mengenali ide pokok yang disampaikan penulis, memahami strukturnya, maupun
terminologi yang banyak dipakai.
Proses
pembacaan keseluruhan ini dapat dilakukan dengan break di tiap akhir bab
untuk kemudian melakukan review atau dengan cara menyelesaikan dulu secara
total.
4.
Recite
Proses resitasi atau melakukan refleksi
atas bahan bacaan dapat Anda lakukan segera setelah mengakhiri satu bab.
Langkah ini dilakukan untuk menguji pemahaman atas apa yang telah dibaca.
Proses ini dilakukan dengan menceritakan ulang pokok pikiran yang dibahas dalam
buku tersebut dengan gaya bahasa Anda sendiri.
Jika
hal tersebut dapat dilakukan menunjukkan bahwa Anda memahami isi buku tersebut.
Namun jika hal tersebut tidak dapat dilakukan, maka pemahaman Anda sebenarnya
masih diragukan.
Proses
resitasi ini sangat bermanfaat terutama ketika membaca buku-buku teks
perkuliahan yang wajib dikuasai. Proses ini tidak berusaha menghafal apa-apa
yang Anda baca melainkan berusaha memahami dengan bahasa sendiri apa-apa yang
telah dibaca.
5.
Review
Ketika kita menyerap informasi, maka
apa-apa yang dibaca akan masuk ke dalam memori jangka pendek. Proses review
dilakukan setelah proses membaca selesai agar apa-apa yang dibaca tidak hanya
masuk dalam memori jangka pendek melainkan masuk ke memori jangka panjang.
Dengan demikian, kapanpun Anda perlu mengingat kembali materi bacaan tersebut,
tinggal melakukan proses pemanggilan dari memori jangka panjang.
Proses
review awal dilakukan segera setelah mengakhiri bahan bacaan. Hal ini dilakukan
mirip dengan proses “Survey” di mana Anda membolak-balik halaman secara cepat
sambil melakukan review singkat untuk memastikan apa-apa yang dibaca telah
terpahami.
Proses review ini cukup menghabiskan
waktu 5 menit saja dan akan bermanfaat sekali dalam jangka panjang terutama
terkait pemahaman dan ingatan akan bahan bacaan.
Jika Anda mengabaikan proses review
ini, mungkin Anda masih dapat mengingat dengan baik isi bahan bacaan. Akan
tetapi, dalam 24 jam pemahaman tersebut akan turun cukup banyak dan terjadi
penurunan drastis setelah seminggu.
Buat Anda yang masih berkuliah atau
menjalani pendidikan, proses review yang sama perlu dilakukan segera setelah
Anda menjalani proses perkuliahan untuk satu topik. Dengan demikian Anda akan
menghemat waktu dalam menguasainya dibandingkan dengan berusaha membaca kembali
setelah 1 bulan atau menjelang ujian. Setelah proses review pertama dilakukan,
proses review berikutnya dapat dilakukan setelah seminggu dan sebulan. Dengan
cara ini, apa-apa yang Anda baca akan masuk ke memori jangka panjang dan akan
terus diingat dan dipahami bertahun-tahun. Banyak orang yang bertanya
harus mulai dari mana jika akan membaca cepat. Berikut saya sarikan 7 langkah
yang akan membuat anda menjadi seorang speed reader.
1. Rileks
Tubuh dan pikiran yang rileks sebelum membaca akan membantu Anda
membaca dengan nyaman dan tanpa tekanan. Kendurkan otot-otot tubuh yang tegang
dan buat diri Anda senyaman mungkin sebelum membaca. Hilangkan seluruh
kekhawatiran karena buku yang Anda baca terlalu tebal, bahasanya sulit, atau
tidak menarik perhatian.
2. Tentukan Tujuan
Pepatah mengatakan “Malu bertanya,
sesat di jalan.” Sama halnya dengan membaca, jika Anda tidak memiliki
tujuan untuk apa Anda membaca, maka jangan heran jika tersesat di dalam buku
yang dibaca. Tentukan tujuan
Anda dalam membaca buku dan camkan baik-baik tujuan tersebut. Jika Anda membaca
buku tentang perencanaan keuangan misalnya, tentukan tujuan bahwa Anda ingin
mengatur keuangan bulanan rumah tangga sehingga bisa menabung minimal 500 ribu
sebulan. Tujuan yang jelas akan membuat seluruh indra memasuki fase “alert”
yang membantu memahami bahan bacaan.
3. Kenali materi bacaan
Sebelum membaca keseluruhan, kenali materi yang akan dibaca. Periksa ada berapa bab buku tersebut.
Bagaimana bab disusun. Apakah ada diagram dalam setiap bab yang membantu
penjelasan. Atau mungkin ada tabel yang disajikan untuk menjelaskan fakta dan
data. Lihat sekilas kosa kata yang dipakai apakah tergolong mudah, sedang atau
sulit. Perhatikan pula apa yang dituliskan dalam kata pengantar dan sampul
belakang buku.
4. Kenali ide pokok, jangan terjebak
dalam detail
Ingat, Anda membaca untuk memahami, bukan menghafal. Apa yang dipahami akan terus diingat
sementara apa yang dihafal akan gampang sekali lupa. Karena itu dalam membaca
berpeganglah pada tujuan yang telah Anda tetapkan dalam langkah dua. Kenali ide
pokok dan dapatkan pemahaman. Mungkin ada beberapa detail di sana. Kuasai detail
tersebut secukupnya dan tinggalkan sementara jika membuat Anda bingung. Banyak
orang langsung terjebak dengan detail dan kesulitan menyelesaikan 1 paragraf
dan terus menerus mengulangnya. Dengan menguasai ide pokok bacaan setidaknya
Anda memahami 80% isi. Sisanya adalah detail yang bersifat referensi yang dapat
Anda cari kembali dengan cepat dan mudah jika menguasai ide besarnya.
5. Hindari kebiasaan buruk dalam
membaca
Agar bisa membaca cepat dan efektif, semua kebiasaan buruk dalam membaca harus dihilangkan mulai
dari membaca sambil bersuara, bibir yang bergerak, gerakan kepala, dan
mengulang-ulang kembali apa yang sudah dibaca (regresi). Jika Anda masih memiliki
kebiasaan buruk tersebut maka latihlah untuk menghilangkannya. Anda akan
memiliki kecepatan baca yang signifikan jika bisa menghilangkan seluruh
kebiasaan buruk tadi.
6. Kenali beberapa kata sekaligus
Membaca cepat dilakukan dengan mengenali beberapa kata sekaligus dalam sekali lihat. Jika kebanyakan
orang membaca kata per kata, maka usahakan agar Anda membaca dua kata sekaligus.
Jika sudah lancar, tingkatkan dengan 3, 4 bahkan 5 kata sekaligus. Dengan
demikian, kecepatan baca Anda menjadi sangat tinggi dan Anda dapat membaca
dengan efisien.
7. Lakukan pergerakan mata dengan
cepat
Selain jumlah kata yang bisa dikenali
dalam sekali lihat, faktor penting berikutnya dalam menentukan kecepatan baca
seseorang adalah seberapa cepat mata bergerak menyusuri baris demi baris, halaman
demi halaman. Otak memiliki kapasitas dan kemampuan yang luar biasa. Jika saja
mata Anda bisa bergerak lebih cepat dan mengenali kata-kata yang dibaca, otak
sangat mampu untuk memprosesnya menjadi sebuah pengertian. Lakukan latihan
untuk membuat pergerakan mata menjadi teratur, berirama serta cepat. Itulah 7
langkah membaca cepat yang akan menjadikan Anda seorang pembaca cepat dan
efektif. Jika Anda ingin mengetahui detail dari ketujuh langkah tersebut, silakan
lihat artikel sebelumnya tentang membaca cepat dan download buku “Speed Reading for Beginners” yang akan mengajarkan kepada Anda cara
mudah belajar membaca cepat.
Hambatan-hambatan
yang umum dalam membaca:
1. Sulit Konsentrasi
Kesulitan konsentrasi bisa disebabkan
beberapa faktor diantaranya: kelelahan fisik dan mental, bosan, atau banyak hal
lain yang sedang dipikirkan. Konsentrasi juga dapat terganggu dengan adanya
hal-hal yang dapat mengalihkan perhatian seperti suara musik yang keras, TV
yang menyala, orang lalu-lalang, dan lain-lain. Kesulitan konsentrasi membuat
pikiran melayang entah ke mana dan huruf-huruf yang dibaca pun ikut menguap
terbang. Dalam membaca konsentrasi sangat penting karena menentukan kemampuan
Anda menangkap dan memahami isi bacaan. Apalagi ketika Anda membaca cepat, maka
konsentrasi yang baik akan memastikan bahwa kecepatan baca berbanding lurus
dengan pemahaman dan bukan sebaliknya.
Untuk itu ketika mulai membaca, coba
atasi faktor-faktor yang menyebabkan Anda sulit berkonsentrasi. Cari tempat
yang tenang, memiliki penerangan yang cukup, suhu ruangan yang nyaman, dan
tempat duduk yang enak dipakai. Jika ada gangguan, selesaikan dulu sebelum Anda
mulai membaca.
2.9
Latihan Memusatkan Konsentrasi:
Ada dua buah latihan memusatkan
konsentrasi yang cukup baik saya temukan di buku karya Soedarso, Speed
Reading: Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Dua latihan tersebut dikutip
dari Chung Moo Il, Membaca Dinamis (Cepat) berupa mengurai benang kusut
dan menghitung titik. Ternyata latihan ini tidak mudah dan kalau Anda belum
terbiasa, mata dapat berair dan cukup tegang. Berikut saya adaptasi latihan
tersebut untuk Anda.
Perhatikan
gambar benang kusut berikut. Anda akan mulai dari bagian awal sesuai petunjuk
anak panah dan mengikuti jalur benang kusut tersebut sampai berakhir. Dalam
latihan ini Anda tidak boleh menggunakan alat bantu seperti jari atau pensil
untuk memudahkan penelusuran. Gunakan mata Anda dan rasakan otot-otok mata yang
bekerja sambil mempertahankan konsentrasi agar jalur benang tidak tersesat.
Klik
gambar untuk ukuran penuh. Jika mata Anda tidak tahan melihatnya di depan
komputer, Anda dapat download di sini dan
untuk mencetak latihan tersebut.
Apa yang Anda rasakan? Sebagian orang
melakukannya dengan perlahan dan di tengah-tengah konsentrasi menjadi buyar.
Sebagian yang lain masih terus dapat mengikuti dengan cepat. Ada orang yang
dapat melakukan dengan sangat cepat tanpa tersesat. Bagaimana rahasianya?
Ketika Anda mulai menelusuri, mata Anda sebenarnya sudah menangkap sampai
panjang tertentu di mana benang tersebut terhubung. Segera pindah ke bagian
tersebut dan tangkap lagi bagian terjauh yang dikenali mata Anda. Demikian
seterusnya sampai selesai. Hal seperti ini nantinya akan Anda lakukan dalam
baca cepat di mana ketika melihat sekumpulan huruf, otak Anda sudah bisa
mengenali kata dan ketika Anda melihat dengan jangkauan lebih luas, otak Anda
sudah mengenali frasa dan bahkan kelompok kata yang lebih besar.
Ingin tantangan berikutnya? Silakan
hitung jumlah titik-titik horizontal berikut ini baik yang besar maupun yang
kecil. Peraturan yang sama tetap berlaku: dilarang menggunakan jari, pensil
atau alat bantu hitung lainnya. Gunakan hanya mata dan otak Anda. Apa yang Anda
rasakan? Saya yakin jika belum terbiasa mata Anda akan cukup lelah dan seperti
ada otot yang ditarik-tarik. Tidak mengapa, hal tersebut pertanda baik karena
Anda mulai mengaktifkan otot-otot mata dengan lebih intensif. Nantinya dalam
tulisan berikutnya kita akan belajar senam mata untuk melatih kecepatan dan
irama pergerakannya. Apakah Anda berhasil menghitung jumlah titik-titik
tersebut? Jawaban bisa dilihat di akhir tulisan ini.
2.10
Rendahnya Motivasi
Hambatan berikutnya dalam membaca
adalah motivasi. Gangguan ini terutama dialami mahasiswa ketika harus membaca
text book tebal yang tidak disukai. Rendahnya motivasi akan muncul ketika Anda
hendak membaca suatu buku tapi tidak terlalu tahu buku tersebut tentang apa.
Maka Anda akan cenderung membaca sekedarnya saja dan tidak terlalu berminat
untuk membaca dengan pemahaman yang baik.
Bagaimana mengatasi motivasi ini?
Caranya adalah Anda harus menemukan jawaban mengapa Anda perlu membaca buku
tersebut. Bahasa kerennya What Is In It For Me? Jika buku
tersebut text book perkuliahan yang tebal dan membosankan, coba bayangkan apa
yang menarik dari judulnya, topik-topik yang dibahas di dalamnya, dan apa yang
bisa Anda aplikasikan jika menguasai buku tersebut. Jika buku tersebut sebuah
biografi, coba bayangkat betapa hebatnya orang yang dibahas, apa yang telah dia
lakukan akan dapat menjadi pelajaran bagi Anda. Jika buku tersebut adalah
buku-buku self help atau Management, bayangkan apa yang akan
terbantu jika Anda bisa menguasainya. Jika telah berusaha sekuat tenaga dan
tetap tidak memiliki motivasi untuk membaca sebuah buku tertentu, maka
jangan-jangan buku tersebut memang tidak cocok buat Anda dan harus diganti
dengan buku yang lain.
Mengapa motivasi penting dalam
membaca? Nantinya ketika Anda mulai membaca teks yang panjang, motivasi inilah
yang akan mempertahankan stamina Anda dan memberi kekuatan untuk terus membaca
sampai selesai karena ingin mengetahui dan memahami isinya. Tanpa motivasi
mungkin ada bisa membaca sampai beberapa halaman, tapi setelah itu segera bosan
dan malas meneruskannya.
Motivasi menjadi pendukung
konsentrasi dan saling bantu membantu dalam menciptakan pemahaman yang utuh
baik secara nalar maupun emosional. Jika Anda memiliki otak yang cemerlang dan
konsentrasi yang tinggi, mungkin Anda bisa memahami materi dengan mudah. Akan
tetapi, motivasi-lah yang membantu untuk mempertahankan pemahaman tersebut
dalam jangka panjang karena motivasi melibatkan emosi dan keinginan untuk
menikmati suatu bahan bacaan.
2.11 Kebiasaan-Kebiasaan Buruk Dalam Membaca
Hal terakhir yang kita bahas dalam
hambatan membaca adalah kebiasaan buruk yang dimiliki seseorang. Kebiasaan
buruk dalam membaca jika terus dipelihara akan membuat kecepatan baca Anda
terganggu. Beberapa kebiasaan buruk yang lazim dimiliki orang adalah:
- Vokalisasi
Hal ini dilakukan dengan cara melafalkan apa yang Anda baca. Dengan demikian, kecepatan baca Anda akan sama dengan kecepatan berbicara. Tahukah Anda berapa kecepatannya? Sangat lambat, kira-kira cuma 120 kata per menit. Silakan Anda coba sendiri dan hitung. - Sub Vokalisasi
Ada orang membaca tanpa suara di bibir,
tapi di hati. Dengan cara ini, dampaknya kurang lebih sama dengan vokalisasi
yakni kecepatan baca sama dengan kecepatan berbicara.
- Gerakan Bibir
Ada juga yang tidak bersuara, tapi
bibir seperti orang berbicara dan melafalkan sesuatu. Kebiasaan ini berakibat
sama dengan dua kebiasaan buruk yang kita bahas.
- Gerakan Kepala
Banyak orang ketika membaca kepalanya
ikut bergerak mengikuti kata demi kata dalam bahan bacaan. Dengan demikian
kepala bergerak secara teratur dari kiri ke kanan kembali lagi ke kiri dan
seterusnya. Kebiasaan ini akan menghambat kecepatan baca karena pergerakan
kepala sebenarnya kalah jauh dengan pergerakan mata.
- Regresi (Pengulangan ke belakang)
Pernahkah Anda membaca suatu kalimat
atau paragraf kemudian tidak yakin dengan isinya atau merasa kurang paham
kemudian Anda balik lagi dan mengulang kalimat atau paragraf tersebut.
Bayangkan jika dalam satu halaman saja Anda melakukannya 10-15 kali, berapa
banyak waktu yang telah terbuang.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Ada orang yang minder duluan ketika
baru melihat buku yang hendak dibaca. Dia khawatir bahwa buku tersebut terlalu
berat dan nanti tidak bisa dipahami. Rasa khawatir ini ternyata akan menjadi
kenyataan jika Anda terus membawanya ketika membaca. Kekhawatiran bahwa Anda
tidak bisa atau sulit memahami isi bacaan akhirnya akan benar-benar menjadi
kenyataan. Untuk itu singkirkan semua kekhawatiran tersebut. Yakinkan pada diri
Anda bahwa meskipun buku yang hendak dibaca mungkin cukup sulit, bukan berarti
Anda tidak bisa memahaminya. Batu yang keras sekalipun akan berlubang oleh
tetesan air yang terus menerus.
Rasa khawatir ini paling sering jika
membaca buku pelajaran terutama pada saat menjelang ujian. Ada perasaan waktu
Anda cukup terbatas, Anda kurang memiliki pengetahuan, soal yang ditanyakan
mungkin sangat beragam dan Anda harus menguasai satu buku secara penuh untuk
memahaminya. Kekhawatiran ini akan mengganggu kecepatan baca maupun pemahaman
Anda. Jika Anda adalah seorang pelajar atau mahasiswa, maka saya sarankan,
secara rutin bacalah buku teks yang diwajibkan jauh-jauh hari sebelum ujian.
Dengan demikian rasa khawatir tidak memahami akan hilang dan Anda dapat
membacanya jauh lebih rileks dan nyaman. Ketika ujian sudah menjelang, Anda
tinggal mengulang sedikit poin-poin penting untuk memastikan topik tersebut
masih dikuasai tanpa perlu membaca lagi keseluruhan buku.
3.2 Saran
Setelah hal di atas dilakukan,
selanjutnya adalah bagaimana meningkatkan konsentrasi itu sendiri. Dalam
membaca cepat konsentrasi yang dibutuhkan adalah kerjasama antara mata dan otak
di mana mata bekerja menangkap kata dengan cepat dan otak menerjemahkan,
mengomentari, dan memahami kata demi kata yang ditangkap.
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT
atas berkat rahmat dan hidayahnya-lah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Tak lupa pula kita ucapkan salam dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, karena
beliaulah yang telah menghantarkan kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang penuh
berkah.
Adapun judul makalah kami “KETERAMPILAN
MEMBACA ”, dan kami sangat berharap semoga dengan
adanya makalah ini kami dapat
memberikan sedikit gambaran dan memperluas wawasan ilmu yang kita miliki.
Terima kasih atas pihak yang telah
mendukung kami dalam pembuatan makalah ini, jika ada salah kata, kami bersedia menerima kritik dan saran
untuk pembuatan makalah selanjutnya. Jika ada yang tidak berkenan di
hati kalian, saya mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Billahi Fii Sabilillaq Fastabiqul
Khaerat.
Wassalamualaikum Wr. Wb.